Wednesday, January 20, 2010

Ini salah satu sumber data: CIA FactBook

MONDAY, AUGUST 17, 2009

Data-data Maritim kita

Coastline: 54,716 km
Definition: This entry gives the total length of the boundary between the land area (including islands) and the sea.
Source: CIA World Factbook - Unless otherwise noted, information in this page is accurate as of December 18, 2008


Republic of Indonesia
Encyclopedia Article
Find | Print | E-mail | Blog It
Multimedia

76 items
Dynamic Map

Map of Republic of Indonesia
Article Outline
Introduction; Land and Resources of Indonesia; The People of Indonesia; Arts and Culture; Economy of Indonesia; Government of Indonesia; History of Indonesia


C Coastline
Due to the large number of islands, Indonesia has about 54,716 km (about 33,999 mi) of coastline, much more than most countries. The country claims all waters surrounding its islands to 12 nautical miles (22 km/14 mi) from the coastline. Indonesia’s exclusive economic zone, an area of the ocean in which the country controls fishing and other rights, extends 200 nautical miles (370 km/230 mi) from its shore.
Much of the northeastern coast of Sumatra and the coasts of Kalimantan and Papua are low and swampy with extensive mangrove forests. Along the coastal regions of northern Java, northeastern Sumatra, and southwestern Sulawesi, local villagers have developed ponds in the brackish tidal waters of mangrove forests. The ponds are used for the farming of fish and prawns. When world prawn prices rose in the early 1980s, villagers expanded the ponds into paddy fields lying further inland. They used pumps to mix seawater and irrigation water to help the fish and prawns thrive.
In stark contrast, the coastlines along the southern edges of Sumatra, Java, and some of the smaller islands of eastern Indonesia (such as Bali, Lombok, Sumbawa, and Sumba) are exposed to the swells that roll in from the Indian Ocean. These areas contain some of the world’s best surfing beaches, attracting large numbers of tourists. Bali is particularly renowned for its beaches. Tourists are also attracted to the coral reefs and atolls that extend down the southwestern coast of Sulawesi and surround many of the smaller islands of eastern Indonesia.


D Plants and Animals
With 40,000 species of flowering plants, including 3,000 trees and 5,000 orchids, Indonesia has a greater variety of flora than the tropical regions of Africa or the Americas. Indonesia is home to the very large and smelly corpse lily (see Rafflesia). Orchids are also abundant, and Indonesia is home to the largest of all orchids, the tiger orchid. The insect-trapping pitcher plant is found throughout western Indonesia.

Tuesday, January 19, 2010

Pergilah ke laut ....


Anwari Doel Arnowo

SEKEDAR TAMBAHAN BERHARGA:

1. Waktu RI diproklamasikan pada tahun 1945, luas laut kita adalah L Kilometer Persegi. Hari ini kita sudah sah memiliki ukuran laut yang luasnya sudah 60 (enam puluh) kali L Kilometer Persegi. Itu semua berkat Deklarasi Juanda pada tahun1957an dan diteruskan sampai Hukum Internasional mau mengakui bahwa Laut kita diakui oleh Dunia International dan PBB. Bukan saja Laut di dalam Zona Ekonomi kita itu milik kita, sampai dasar laut kita dan isi bumi yang berada di bawahnya adalah sah milik RI.

2. Belum cukup sampai di situ saja. Seluruh udara dan angkasa di atas kepulauan kita adalah juga merupakan hak kita, sehingga pihak asing manapun harus mendapat ijin dari RI kalau melintasinya.

3. Ironisnya: Kita tidak memiliki peralatan yang cukup untuk menjaga milik kita itu: Lautan dan Udaranya. Saya adalah seorang Naval Achitect - Arsitek Kapal, yang belajar di Jepang. Seumur hidup saya telah terpaksa tidak bisa berprestasi di bidang pembangunan kapal. Sebuah Industri Kapal bermodal luar biasa besar dan returnnya amat lama (slow yielding) dan biasanya dipelopori oleh pemerintahnya dan memerlukan proteksi. Perhitungan saya sekolah saya selesai pada tahun 1964 dan Industri Pabrik Baja Krakatau Steel telah siap untuk menunjang Industri Galangan Kapal. Ternyata politik lebih penting daripada industri berat seperti pabrik baja dan negara dikuasai oleh orang-orang yang daratan minded seperti telah disukseskan oleh segala tingkah dan perilaku para penguasanya, yang hanya mementingkan daratan saja, sesuai dengan tujuan penjajah belanda dalam upaya mementingkan daratan saja, dan lautan dikuasai oleh VOC dan akhirnya KPM.

4. Saya bukan mengemukakan keluhan karena tidak kebagian rejeki dalam dunia Maritim, akan tetapi saya melihat apa yang dikemukakan tulisan yang disajikan Bung John Oei mengenai Jepang yang doyan ikan itu dari kacamata saya.. Jepang dan Taiwan, Pilipina serta Thailand dan mungkin Malaysia juga, amat menikmati semua KE-TIDAK-BERDAYA-AN RI dalam mengelola, menjaga dan memanfaatkan wilayah lautnya. Mereka berpesta pora dengan negara kita yang lemah karena korupsi, Angkatan Lautnya saja kalah dengan kelengkapan Angkatan Laut Singapura.

5. Sekarang RI harus sesegera mungkin, karena sudah terlalu lama sekali abai masalah Maritim, seharusnya mendorong semua lapisan masyarakatnya mencintai laut, memanfaatkan laut untuk mencari kehidupan yang lebih layak. Pemerintah harus mendanai cara-cara mudah menyiapkan pangan dari laut. MIND SET kita harus berubah total. Menanam padi bukannya jelek, tetap bisa ditingkatkan, tetapi Laut, sekali lagi LAUT, JANGAN SEKALI-KALI DILUPAKAN

6. Saya pernah menemukan bacaan di National Library, di Middle Road, di Singapura yang menyebutkan bahwa pernah ditemukan sebuah kapal dagang terbuat dari kayu jati, dan itu dikatakan sebagai kapal orang Jawa di China. Pedagang Jawa pernah sibuk berlayar ke China, sebelum Cheng Hoo datang ke Nusantara. Ada gambar relief di candi Borobudur yang menggambarkan sebuah kapal layar dan itu sebuah bukti bahwa kita sudah pernah menjadi bangsa pelaut sejak jaman dahulu kala.Bukan orang Bugis saja yang terkenal menjadi pelaut pada jaman dahulu kala, tetapi juga orang Madura dan juga orang JAWA.

7. Harapan saya: kita hentikan sebisa mungkin berbicara politik dan agama dengan kadar seperti sekarang ini. Manusia Indonesia sudah bosan dengan issue-issue seperti ini; kasihan mereka tidak ada yang mampu menolong, kecuali difasilitasi dan diberi penerangan yang cukup oleh pemerintah kita sendiri, mengenai hak-hak kita di Lautan yang telah sepenuhnya milik kita itu. Juga mengenai kemungkinan bisa menciptakan pekerjaan bagi berjuta-juta orang yang membutuhkannya. Bukankah beribadah itu bukan hanya dengan cara berdoa saja?? Mencari nafkah halal adalah wajib, bisa dengan bermartabat membayar pajak, untuk membayar para pegawainya yang disebut sebagai pegawai negeri dan alat-alat Negaranya. Mindset bahwa rakyat hanya budaknya pejabat harus dibalik dan jadikanlah rakyat itu menjadi majikan seperti seharusnya. Mereka berpenghasilan sah dan halal adalah idaman yang layak. Banyak pemasukan pajak berarti akan bisa mencukupi hidupnya khalayak ramai dengan pantas dan berwibawa, termasuk para pegawai negeri dan lat-alat negaranya..

8. Panjang Pantai kita (batas darat dan laut) itu panjangnya 54000 (lima puluh empat ribu) kilometer, sedangkan panjang khatulistiwa (EQUATOR) hanya sekitar 42000 (empat puluh dua ribu) kilometer. Panjang pantai yang terpanjang di dunia adalah Kanada yang mencapai 202.000 kilometer, tetapi sebagian besar dalam waktu satu tahun bukan laut yang terbuka karena tertutup es dan salju. Negara kita semua pantainya bisa dieksploitasi setiap saat, siang malam sepanjang tahun.
Panjang pantai kita sesuai dengan zona ekonomi dikirakan mencapai panjang 80.000 kilometer.

9. Kita bisa mendidik rakyat kita bekerja di industri dasar yang rakyat biasa bisa mengerjakannya, tanpa gangguan bunga uang di bank atau pergerakan modal di pasar bursa. Mereka bisa membuat diri mereka bukan saja nelayan mencari ikan, akan tetapi juga menjadi petani lautan. Membiakkan ganggang laut yang daunnya bisa dikonsumsi orang Jepang dan jangan lupa mutiarapun adalah produk hasil laut.

Mau tunggu apa lagi??

Tidak bisa berenang??

Itu bukan halangan. Belajar berenang kalau memang dirasa perlu!!

Takut mati terbenam?? Sama saja di darat juga bisa mati!!

Buatlah kapal, jadi tidak selalu perlu dan bergantung kepada kemampuan berenang saja. Carilah pemimpin yang memiliki mental kelautan, bukan daratan saja. Sekali lagi daratan juga penting akan tetapi lautan jangan pernah ditinggalkan dan dilupakan.

SEKARANG INI: Pelayaran dan pengangkutan di Laut-Laut antar pulau dikuasai oleh kapal-kapal asing. Ikan-ikan kita dicuri oleh negara-negara tetangga kita, termasuk Jepang. Kalau kapal-kapal pencuri ini tertangkap lalu hilang beritanya, jangan heran. Anda bisa menduga sendiri apa yang terjadi. Padahal nilai pencuriannya mencapai bermiliar-miliar Dollar Amerika Serikat setiap tahunnya. Tiada hari tanpa pencurian. Kalau saya makan sushi di Tokyo, sering saya tanyakan kepada penjualnya: Apakah ikan ini berasal dari negara saya?? Kalau saja dia menjawab iya, maka di dalam pikirannya dia itu merasa ikan telah masuk ke Jepang dengan legal dan didapat dengan memakai pancing yang legal pula.

Bangunlah semangat kelautan di sekeliling anda, sekarang juga.

Salam saya,
Anwari Doel Arnowo

Jakarta, 22 Juli, 2009

From: Arifin Abubakar

To: B.DORPI P.

Sent: Thursday, July 23, 2009 7:57 AM

Subject: Re: [ClubSixty] Re: Fwd: Nelayan Jepang

Para sahabat semua,

Tulisan Cak Doel sangat menyentuh perasaan kebangsaan kita. Reaksi pertama yang timbul pada saya adalah membuka website www.presidensby.info untuk mencari bagaimana caranya meneruskan e-mail Cak Doel ini kepada SBY.

Terus terang saya kecewa karena tidak (belum?) menemukannya.

E-mail Cak Doel haruslah sesegera mungkin dapat kita teruskan ke Istana.

Adalah harapan kita bahwa jeritan seorang Cak Doel yang mewakili jeritan jutaan bangsa Indonesia lainnya sampai hendaknya di PC SBY. Hendaknya dibaca oleh SBY. Hendaknya direnungkan oleh SBY. Hendaknya ditindaklanjuti oleh SBY dengan rumusan program-program terkait yang pada dasarnya terfokus untuk MEMBANGUNKAN KITA SEMUA.

Supaya kita bangun dari tidur dan mimpi panjang bahwa kita adalah bangsa yang besar. Mimpi yang menyatakan bahwa kita adalah bangsa yang kaya. Sedemikian kaya dan suburnya sehingga tongkat pun kalau dilempar keluar rumah konon akan tumbuh menjadi pohon. Berdaun dan berbuah yang bisa dimanfaatkan. Konon itu dikatakan oleh para pemimpin kita dahulu. Dan ternyata "termakan" oleh kita-kita si Melayu bodoh ini sampai sekarang. Jadi apabila ada diantara kita yang tahu alamat e-mail SBY, tolong forward tulisan Cak Doel dibawah ini kepada beliau. Karena kita telah lupa bagaimana cara bangun dari tidur dan mimpi yang panjang. Kita masih perlu tangan orang lain untuk membangunkan kita. Ternyata kemandirian untuk bangun sendiri pun kita tidak punya lagi.

Kita telah tumbuh menjadi bangsa yang beragama karena rindu dengan surga dan takut pada neraka. Bukan beragama karena sadar akan tanggung jawab kita sebagai umat manusia untuk memelihara dan memajukan peradaban manusia yang bermartabat. Kita tumbuh sebagai umat yang beragama secara eksklusif dengan keyakinan yang haqqul yaqin bahwa "kita" akan "DENGAN SENDIRINYA" masuk surga, karena "kita" adalah the "SELECTED" umat. Karena itulah timbul rasa superioritas yang sungguh keliru bahwa "mereka" salah dan hanya "kita" yang benar. Jadilah kita sebuah umat yang berani mengangkangi kebenaran tunggal. Kita lupa bahwa kebenaran hakiki adalah Tuhan itu sendiri, dan bahwa apa yang kita claim sebagai "kebenaran" hanyalah sesuatu yang nisbi. Jadilah kita umat yang menuhankan agama dan lupa menuhankan Tuhan. Untuk itu kita pun siap menghalau "mereka" supaya "kita" tetap "suci". Untuk itu kita pun tidak segan lagi membunuh "mereka". Bersalah atau tidak bersalah. Berdosa atau tidak berdosa. Tak jadi soal. Kalau pun kita terbunuh dalam upaya itu, tak perlu cemas. Tak perlu khawatir. Karena bukankah belasan kalau tidak puluhan bidadari telah menunggu dibalik kematian yang kita cari sendiri ?

Kita telah tumbuh menjadi bangsa yang kehilangan indentitas. Bahkan rela membuang identitas sendiri untuk meminjam identitas bangsa lain, kultur lain. Demi image "kemajuan". Atau demi image "agama" (supaya tampak lebih "suci"). Karena itu kita pun ikut-ikutan memuja para selebrities sebagaimana kultur lain dalam komunitas lain memuja para selebrities mereka. As if that is that is THE thing to do supaya bisa (dianggap) maju. Keluarga yang anggota keluarga besarnya ada yang menjadi selebrity serta-merta terangkat martabatnya menjadi keluarga yang terhormat.

Dan sadar bahwa tidak semua orang mampu meraih "kedudukan terhormat" seperti itu, maka media pun sibuklah menyuap bangsa kita dengan serba sinetron yang berkisar pada lingkungan yang mewah, penampilan yang wah, cerita yang picisan, as if that is THE thing to do supaya bisa (dianggap) "IN".

Jadilah kita bangsa yang serba dangkal, sedangkal sinetron yang kita tatap setiap malam. Hilanglah waktu yang demikian berharganya untuk menjalankan ritual berdiam diri didepan kotak yang bernama TV menonton berjam-jam setiap malam, nyaris sepanjang hari, idola-idola yang jual tampang di sinetron antah-berantah. Waktu yang sungguh demikian berharganya karena sesungguhnya bisa digunakan untuk membaca, bertukar pikiran, berdiskusi, meluaskan wawasan. Berapa persen anak muda kita yang meniti karier untuk menjadi selebrity dan berapa persen dari anak muda kita yang merasa terpanggil untuk membangun wawasan kebangsaan melalui ilmu yang diabdikan untuk kemajuan bangsa ?

Kita telah tumbuh menjadi bangsa yang memuja materi. Kemuliaan seseorang kita ukur dengan berapa besar rumahnya dan berapa banyak mobilnya. Itulah yang telah memicu banyak orang untuk mencari dan menimbun harta pribadi. Supaya cukup untuk tujuh keturunan. Itulah pula yang telah memicu perilaku korupsi ditingkat yang berkuasa. Ditingkat yang tidak berkuasa, itulah pula yang telah memicu perilaku mencuri, merampok dan seribu satu perangai tak terpuji lainnya. Di tataran atas segala dosa itu ditebus dengan berhaji dan berumrah secara rutin, untuk "cuci dosa". Berapa banyak harta yang musnah karena upaya "cuci dosa" itu yang karenanya luput dari para fakir miskin, demi supaya para hartawan bisa lepas dari dosa mereka ?

Sementara itu orang lain, bangsa lain, maju terus meninggalkan kita. Kita yang amat terlalu senang dibuai mimpi. Mereka mengejar ketertinggalan dengan membangun infrastruktur negeri. Bukan dengan bermimpi. Tapi dengan kerja keras yang terfokus. Kerja keras seluruh komponen bangsa. Sedangkan kita sibuk membangun infrastruktur dompet kita sendiri-sendiri. Mereka datang merampok laut kita. Kita diam saja. karena memang tak bisa apa-apa. Mereka rebut pulau-pulau terluar kita satu per satu. Kita diam saja. Karena memang tidak bisa berbuat apa-apa.

Kita sudah hapus kata "bangun" dari kamus bangsa kita.....

Salam,

Abang

Wednesday, January 13, 2010

Pembajakan kapal masih berlangsung




Mengapa pelayaran kapal rawan pembajakan, rawan perompakan dan pemerasan seperti SIRIUS STAR.

Maersk Alabama suspect charged in two other piracy incidents

STORY HIGHLIGHTS
  • Alleged Somali pirate prosecuted in hijackings of two other ships
  • New charges filed against Abduwali Abdukhadir Muse
  • Other ships not identified; pirates still hold one
  • Snipers killed three pirates who had hijacked Maersk Alabama in April

New York (CNN) -- A Somali suspect in the hijacking of the U.S.-flagged Maersk Alabama in the Indian Ocean last April has been charged with involvement in two additional hijackings, authorities said Tuesday.

One of the hijacked vessels is still being held hostage, federal prosecutors said in announcing a 10-count indictment filed against Abduwali Abdukhadir Muse. The vessels are identified in court documents as "Ship-1" and "Ship-2."

Under the indictment, Muse faces charges including piracy; seizing a ship by force; kidnapping and hostage taking, along with charges of possessing a machine gun in the commission of other offenses. If convicted, he faces a maximum penalty of life in prison. He was to be arraigned on the additional charges Tuesday afternoon in federal court, authorities said.

Muse is accused of participating in the two hijackings before the Maersk Alabama was hijacked April 8, prosecutors said in a statement.

Ship-1 was seized by pirates in March in the Indian Ocean, according to the indictment and a criminal complaint. Authorities say Muse and others "known and unknown" boarded the vessel while armed with guns, threatened its captain and took control, holding the ship's captain and crew hostage.

While on the ship, prosecutors said, Muse aimed a gun at one of the hostages and threatened to kill him. He also showed a hostage what appeared to be an improvised explosive device, the statement said. "Muse placed the IED in the vicinity of the hostage, and indicated that if the authorities came the IED would explode and the hostage would be killed."

In April, Muse and the others left Ship-1 on a small boat, called "the skiff," prosecutors said. When the skiff returned, the ship and the skiff "were made to rendezvous" with another ship, Ship-2.

"The captain of Ship-1 was ordered to pull Ship-1 up to Ship-2. Ship-1 was then attached to Ship-2," according to the statement. "Muse and others held hostage, on board Ship-2, both the captain and the crew of Ship-1 and the captain and crew of Ship-2."

On April 8, Muse and three others left Ship-2 and boarded the Maersk Alabama, the indictment said. Prosecutors allege the four fired shots at the Maersk Alabama before boarding it.

The captain and crew of Ship-2 are still being held hostage, according to the documents. The indictment does not say what happened to Ship-1, its captain or crew.

The Maersk Alabama was attacked about 350 miles off the Somali coast, authorities have previously said. Muse allegedly demanded that the ship be stopped, then he and others allegedly took a life boat and held the captain of the ship -- Capt. Richard Phillips -- hostage on it.

The USS Bainbridge came to the assistance of the vessel, and in radio communications, Muse and the others threatened to kill Phillips if they were not guaranteed safe passage away from the scene, authorities have said.

On April 12, Muse boarded the Bainbridge and demanded safe passage for himself and the others in exchange for Phillips' release, according to a criminal complaint. While he was away from the lifeboat, Navy SEALs shot and killed the three remaining pirates, authorities said. Muse was taken into custody.

"Piracy on the high seas is a threat against the community of nations," Preet Bharara, U.S. attorney for the Southern District of New York, said in the statement Tuesday. "Today's indictment alleges criminal conduct that extends beyond the attack against the captain and crew of the American-flagged Maersk Alabama. Modern-day pirates who wreak havoc off faraway coasts will be met with modern-day justice in the United States."

The investigation is continuing, Bharara said.

A federal judge ruled in April that Muse could be tried as an adult. His father in Somalia told defense attorneys he was born November 20, 1993, meaning he would have been 15 at the time of the hijackings. However, the prosecution argued otherwise, saying Muse made statements suggesting he was older.

Find this article at:
http://edition.cnn.com/2010/CRIME/01/12/maersk.alabama.charges/index.html

Tuesday, January 12, 2010

Kata Maritime tidak terdapat di dalam Maritime Dictionary


Anwari Doel Arnowo - Minggu, 21 Desember 2008

MARITIM

Saya gunakan istilah rompak dalam tulisan yang lalu, karena saya selalu mengingat-ingat kata itu dari guru Bahasa Indonesia yang pernah mengajar di masa belajar di Sekolah Menegah Pertama. Kami para pelajar selalu cepat ingat kata yang aneh yang diajarkan. Keterangannya adalah: perbuatannya sama dengan kata rampok, hanya saja karena berbeda tempat di mana dilakukan, perbuatan rampok itu yang dilakukan di daratan dan rompak dilakukan di lautan. Meskipun pada waktu itu tidak seorangpun murid di kelas kami pernah mempunyai pengalaman di laut, akan tetapi kami tidak juga pernah menanyakan kepada pak Guru bagaimana cara-caranya merompak itu? Tentunya ada rasa takut terhadap masalah merampas harta orang lain, yang menggunakan istilah rampok itu. Rampok dalam bayangan kita hanya dengan menggunakan senjata golok dan pisau saja. Sedang rompak? Tak terbayangkan bagaimana caranya merompak di laut. Adalah lucu sekali saya sendiri pernah mencari asal kata Maritim, di dalam Maritime Dictionary yang tebal hampir seribu halaman, tidak menemukan definisi kata itu sendiri. Jadi kalau saya menerjemahkan kamus itu, maka tentu saja tidak akan ada kata: maritim, apalagi kata rompak. Di dalam buku Tesaurus Bahasa Indonesia definisi yang diberikan sebagai persamaan kata maritim adalah: bahari, kelautan dan nautikal.

Saat inipun saya masih mengagumi bagaimana sebuah atau beberapa kapal kecil di perairan laut di sebelah Timur Somalia itu, merapat ke sebuah kapal seperti halnya Sirius Star yang mempunyai ukuran sebesar itu.

Kapal ini mempunyai kedalaman (Dalam atau Depth – D huruf besar) adalah jarak antara deck teratas (Upper Deck) dengan lunas (Keel - bagian paling bawah dari kapal) yang 31 meter; mempunyai draft (d huruf kecil – jarak dari permukaan air waktu muatan penuh sampai lunas kapal – keel, yang 22 meter). Pada waktu perompakan itu dimulai, kapal berlayar (melaju akan lebih tepat tentu saja karena tidak ada layarnya). Dengan mengurangi jarak D dengan d maka diperolehlah berapa jarak antara dek kapal-kapal kecil yang digunakan oleh para perompak, yaitu (31 dikurangi dengan 22) = 9 meter saja. Jarak ini kira-kira sama dengan kalau kita mendaki dari lantai satu ke lantai tiga di sebuah gedung hunian bertingkat. Itulah situasi nyata pada waktu Sirius Star melaju dengan kecepatan normalnya dan sedang memuat dua juta barrel minyak mentah (kira-kira 320000 – tiga ratus dua puluh ribu meter kubik). Jumlah sekian barrel ini adalah kapasitas muat maksimum dari kapal ini, menjadikannya “tenggelam” sampai batas garis d –Draft. Di garis ini biasanya biasa ditandai dengan sebuah lingkaran yang dipotong oleh beberapa garis horizontal dan garis tengahnya adalah persis dimana huruf d ini ditempatkan, adalah tempat tanda bahwa kapal tersebut bermuatan maksimum atau penuh dan biasa digunakan dengan istilah fully loaded. Tanda ini adalah tanda resmi dari Biro Klasifikasi yang dianut oleh pembangun kapal ini di Korea, yakni: DSME (Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering).

Dengan naik setinggi sembilan meter dari geladak kapal para perompak menuju ke deck Sirius Star, sambil menyesuaikan lajunya dengan kapal korban, maka diperlukan latihan yang cukup lama untuk bisa melakukan lompatan dimaksud. Apalagi disertai beban berupa senjata-senjata letup yang harus disandang para perompaknya, berikut kelengkapan peluru-pelurunya.

Hal ini terjadi pada satu bulan yang lalu yakni pada hari Sabtu tanggal 15 Nopember 2008 sekitar pukul 10.00 pagi.

Itulah pembajakan (perompakan) pertama kali yang pernah terjadi terhadap sebuah kapal berukuran besar yang istilah resminya adalah VLCC Very Large Crude Carrier, SIRIUS STAR ini berkapasitas 162000 Gross Ton atau 318000 DWT (Dead Weight Ton).

Sejak kapal ini dibajak, kapal diarahkan ke pantai Somalia ke pelabuhan Harardhere, kemudian berita simpang siur berhamburan. Tujuannya tiada lain adalah uang tebusan: ada yang menyebut sampai sejumlah 50 juta USDollar, bervariasi. Berita menjadi simpang siur karena muatan minyak mentah kalau dinilai dengan harga minyak mentah yang berlaku pada waktu itu, nilainya adalah 100 juta USDollar. Ini belum dihitung dengan harga pembuatan kapalnya sendiri yang masih dalam keadaan baru (satu tahun lalu diluncurkan). Pada tanggal 20 Nopember para perompak ini minta uang tebusan sebesar USDollar 25 juta dan memberikan batas waktu selama sepuluh hari lamanya. Mohamed Said salah satu dari tim perunding mengatakan bahwa: “Oleh karena kami tidak menghendaki perundingan jangka panjang, oleh karena Saudi Arabia bisa memberikan toleransi selama 10 hari, kalau tidak maka kita akan membuat tindakan yang sifatnya bisa memporak-porandakan perundingan. Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband menolak bahwa Inggris akan mau membayar uang tebusan dalam bentuk apapun. Dia juga mengatakan: “Ada pendapat yang kuat di dalam Pemerintahan Inggris, dan juga di masyarakat internasional, bahwa pembayaran tebusan untuk membebaskan sandera akan malah memberi anjuran atau dorongan untuk perbuatan pembajakan di kemudian hari.” Pada tanggal 24 Nopember, menurut pemberitaan, para pembajak setuju untuk menurunkan tuntutan mereka dan menjadi hanya USDollar 15 juta saja.

Reuter News melaporkan bahwa sebuah gerombolan kecil dari pemberontak Islam dari Somalia berencana menyerbu dan memerdekakan Sirius Star, karena menganggap para pembajak ini telah membajak sebuah kapal milik orang Islam. Ancaman kaum Islam militan ini telah menyebabkan para pembajak terpaksa mundur menjauhi pelabuhan sejauh seratus kilometer. Salah seorang juru bicara Islam Militan mengatakan: “Kami tidak setuju dengan perbuatan ini dan kami akan memburu kapal ini ke manapun arahnya dan memerdekakannya.”

Pada tanggal 15 Desember yang lalu, diberitakan bahwa kemungkinan perundingan pembayaran uang tebusan akan selesai dan dalam tiga hari kemungkinan kapal akan sudah bisa dibebaskan. Berita ini juga menyebutkan bahwa sampai saat ini belum dikabarkan adanya anak buah kapal yang dicederai; mereka berasal dari Inggris, Polandia, Croatia dan Saudi Arabia dan jumlah keseluruhannya 25 orang ABK (Anak Buah Kapal).

Sudah menjadi impian para Naval Architects pada tahun 1961an, bahwa akan ada kapal sebesar ini, semua alat-alatnya akan otomatis dan menggunakan komputer keseluruhannya. Tangki-tangki ballast (mengisi dan mengurangi air ballast) untuk menyeimbangkan stabilitas, kemiringan kapal menjadi normal datar secara cepat, dilakukan dengan komputer-komputer. Oleh karena itu sebenarnya dibutuhkan hanya sepuluh orang saja untuk bisa membuat kapal ini melaju di atas air dengan aman. Akan tetapi karena masalah jauhnya perjalanan yang akan memakan waktu sekian hari, pergantian jam bertugas, maka diperhatikan juga mengenai masalah kesepian. Dengan mudah kita dapat memakluminya mengapa kapal ini menggunakan 25 orang ABK, bukan lebih sedikit. Saya yakin justru dengan kejadian seperti ini, maka ABK untuk selanjutnya akan membesar jumlahnya, mengingat perlunya penambahan petugas keamanan serta alat-alat bantu keamanan dan juga komunikasi. Kalau perlu sebuah helicopter kecil bisa juga menjadi peralatan standar untuk pertahanan.

Dalam kasus pembajakan kapal yang meliputi banyak kapal di luar Sirius Star, ada sekitar 22 yang berhasil dibajak dan hampir setengahnya telah dibebaskan, saat tulisan ini disiapkan masih ada sekitar 300 orang ABK yang masih terikut disandera oleh para perompak.

Hari ini diberitakan di sebuah surat kabar di Singapore bahwa kapal NAUTICA, sebuah kapal Cruise khusus untuk penumpang pariwisata berkapasitas 30000 ton datang dan berlabuh di Singapore beberapa hari yang lalu (17 Desember 2008). Kedatangannya ke Singapore untuk docking setelah perjalanan dari Eropa. Pada tanggal 30 Nopember yang lalu Nautica sedang berada di dalam perjalanan melalui Teluk Aden yang berbahaya itu. Pada suatu saat ada dua buah kapal dalam jarak satu kilometer jauhnya. Nautica melakukan manuver menghindarkan diri secara berkali-kali, ketika kapal-kapal kecil itu atau speedboat menunjukkan niat untuk melakukan arah yang memotong jalur yang sedang dilalui oleh Nautica. Kedua kapal ini mendekat sampai sedekat 270 meteran dan dikisahkan terdengar delapan kali tembakan. Wartawan berhasil mendapatkan keterangan dari awak kapal bahwa mereka menggunakan sebuah alat baru bernama LRAD untuk mengusir para pengganggu itu. LRAD it adalah Long Range Accoustic Device kerjanya bisa mengirimkan gelombang suara yang bisa menyakitkan pendengar, musuh yang ada di seberang sana. Meskipun hal ini belum bisa dibuktikan efektifitasnya, bukan mudah mendapatkan keterangan dari perusahaan pengelolanya secara resmi. Meskipun demikian reporter berhasil mewawancarai dua orang ex penumpang yang turun dari kapal di Singapura. Mereka adalah: Bob Robiller, 75 tahun seorang pensiunan berbangsa Amerika Serikat, yang mengatakan bahwa para penumpang di kapal tidak ada yang takut. Yang seorang lainnya adalah juga seorang pensiunan asal Canada bernama David MacDonald yang berkata: “Kami melihat kapal-kapal itu. Beberapa tembakan dilepaskan akan tetapi kapal kami melesat menjauh dan melarikan diri. Itu bukan sesuatu peristiwa yang besar seperti diberitakan oleh media. Tidak ada bahaya yang perlu ditakutkan. Tetapi semua ABK memang meminta kami untuk menjauhi semua jendela. Memang kapal-kapal itu telah berada di dalam jarak yang cukup dekat.” Dua orang pensiunan dari Canada yang lain, Hal dan Cathy Hillgren sedang berada di atas dek ketika dor-dor suara senjata terdengar. Lebih banyak lagi suara tembakan terdengar. “Kami melihat kapal-kapal kecil disebelah kami berada dan kami melihat sekitar 3 atau 4 orang di setiap kapal itu.” Kata Hal Hillgren yang berusia 58 tahun itu. “Lihatlah nanti kalau kami telah sampai kembali ke tanah air, akan lebih banyak yang bisa kami ceritakan, kata Cathy Hillgren (57) sambil tertawa. Salah seorang dari ABK Nautica mengatakan bahwa mereka mendapat perintah untuk tidak memberikan apapun berupa komentar mengenai percobaan perompakan itu, terutama mengenai penggunaan LRAD. Mereka hanya mengatakan bahwa mereka memberikan reaksi seperti sudah pernah dilakukan dalam training sebelumnya. Untuk tambahan data: Nautica itu seperti halnya kapal sejenis yang modern akan bisa mencapai kecepatan, tergantung situasi tinggi gelombang laut, antara 25 sampai 30 Knots (1 Knot sama dengan satu Nautical Mile = 1,852 – seribu delapan ratus lima puluh dua meter per jam). Dengan kecepatan seperti itu berarti hampir sama dengan kecepatan di darat pada sekitar 50 kilometer per jam, rata-rata kapal biasa tidak akan dapat menandinginya. Itulah sebabnya mengapa ada yang mengatakan bahwa kalau Nautica dapat melaju dengan kecepatan terus menerus seperti itu, mereka meyakini peristiwa seperti pembajakan tidak akan bisa menimpa kapal penumpang tergolong mewah ini, dalam waktu dekat. Nautica mempunyai multi dek yang saya perkirakan sekitar 10 dek dan berisi kamar-kamar tidur para penumpang seperti layaknya hotel kelas atas dengan semua fasilitas kelas satunya. Pada bulan lalu Nautica memasuki periode perjalanannya yang 32 hari dari Roma ke Singapura dengan penumpang sebanyak 656 penumpang dan 399 ABK, di bawah kelola perusahaan bernama Oceania. Meskipun telah terjadi hal seperti itu, Oceania tidak mempunyai rencana alternatif untuk merubah rute menjadi berputar mengelilingi Afrika, melalui Tanjung Harapan. Selain jaraknya mejadi lebih jauh dan tidak lagi ekonomis serta tidak bisa menarik para turis, rute yang lama masih dirasa nyaman.Menyikapi masalah kejahatan yang satu ini, CNN banyak memberitakan armada yang menyiapkan patroli kapal-kapalnya dari Amerika Serikat, Kerajaan Inggris Raya, Arab Saudi dan India. Bahkan Iranpun menyiapkan kapal-kapalnya khusus pencegahan perompakan di masa datang. Jangan lupa Angkatan Laut China juga disiap-siagakan.

Sekarang timbul pertanyaan yang amat mendesak, kembali muncul.

Bagaimana peranan Indonesia dalam hal ini, apa yang diWACANAkan?

Tidakkah kita ikut siap dan waspada, bersikap mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan yang semacam ini dan dengan cara bagaimana?

Apa yang bisa kita buat, apabila kapal seperti ini melaju melalui Indonesia lengkap dengan para pembajaknya berada di atas kapal?

Ingatlah bagaimana kondisi Angkatan Laut dan Marinir kita, juga Polisi Perairannya?

Kapankah bisa memadai seperti yang seharusnya dibutuhkan oleh Indonesia?

Bukankah Selat Malaka sering dilalui kapal-kapal tanker?

Bahwa dari Timur Tengah menuju ke Jepang kapal-kapal tanker juga harus sering melalui perairan dalam di Indonesia? Selat Lombok misalnya ..

Jangan pertanyaan-pertanyaan ini dianggap sebagai bentuk sinisme!

Hari ini saya sedikit terkejut membaca bahwa PBB telah menyetujui untuk melakukan serangan-serangan ke pusat-pusat para pembajak di daratan di manapun, oleh pasukan PBB dan membolehkan juga serbuan dengan pesawat-pesawat udara. Yang dituju, utamanya, adalah negara Somalia yang sementara ini pemerintahannya hanya bisa menguasai ibukotanya saja: Mogadishu. Di luar ibu kotanya ini dan mungkin juga termasuk di dalam ibu kota juga, pemerintahannya juga tidak mampu mengelola sebagaimana layaknya. Di Somalia bertebaran titik akumulasi di mana para warlords (biang kerok kerusuhan) yang mengorganisasi para perompak ini berkumpul. Di titik simpul inilah serbuan akan dipusatkan. Sebutan untuk Somalia sekarang ini: A Failed State (Negara Gagal).

Sedih juga mendengar beberapa pengamat politik di negeri kita, Indonesia, telah sering menyebut Indonesia adalah Negara Gagal juga.

Marilah kita semuanya bangun dan bersikap sigap dan siap, mengalihkan perhatian yang beralih ke arah yang menyejahterakan dan melindungi rakyat. Kita hentikan permusuhan mengenai agama, dan antar agama, sudah lelah rasanya mendengarkan ceramah militan setiap harinya, biarpun tidak terjadi apa-apa sesudahnya sekalipun, tetapi selalu ada issue yang sulit dicegah, akibat yang ditimbulkan setelah selesai mengikuti ceramah semacam ini. Ubahlah yang seperti ini ke arah yang lebih positif, dengan mencari persamaan-persamaan antar agama dan kepercayaan sehingga seluruh lapisan rakyat baik yang beragama apapun dan yang tidak beragama, semuanya bisa bersatu padu. Undang-undang NKRI bunyinya seperti itu!! Saya ketika berumur 7 tahun pada tahun 1945, seperti juga orang-orang lain pada waktu itu, tidak melihat sedikitpun perbedaan agama yang merucing di dalam bangsa Indonesia yang baru merdeka. Itu semua karena para pemimpin dapat mengarahkan rakyat untuk menuju ke suatu titik yang sama untuk dimusuhi. Musuh waktu itu adalah penjajah belanda yang datang kembali ingin menguasai NKRI yang jelas-jelas telah diproklamasikan sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat. Para pimpinan (bukan pemimpin) sekarang seharusnya bisa mulai mengarahkan rakyat untuk menyerbu dan memusnahkan musuh-musuh yang ada.

Apa dan siapa musuh-musuh itu?

Mereka adalah kemiskinan, sifat-sifat tamak, kebodohan dan para pemecah belah pesatuan bangsa, semua perbuatan koruptif, semua sikap tidak jujur dan semua campur tangan dari bidang lain ke dalam pemerintahan Negara.

Kurangilah peran agama sebanyak mungkin dari pemerintahan. Kurangi issue-issue agama dan menjadikannya hanya terbatas di dalam lingkungan agama saja. Demikianpun Negara melalui pemerintahannya, sama sekali tidak patut dan layak untuk mencampuri urusan agama dan kepercayaan. Sebaiknya dikurangi issue-issue berbau politik yang menyebabkan adanya bagian-bagian dari bangsa ini menjadi bertengkar satu sama lain. Yang seperti ini hanya perlu adanya sikap dan jiwa besar para pelaku politik dan pemilik dan penyeleggara media.

Bila masih ada siapapun dia, yang tidak sanggup untuk menyetujui hal ini, maka silakan membuat perubahan undang-undangnya dahulu. Dengan demikian maka saya tidak akan bisa berbuat apapun, termasuk menulis yang seperti ini.

Kalau perubahan undang-undang seperti itu benar-benar telah terlaksana, saya akan dengan cepat dan santai saja menanggalkan keWargaan Negara saya, Indonesia.

Anwari Doel Arnowo

Minggu, 21 Desember 2008 - 15:36:29